Jumat, 25 Desember 2009

BAB I POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA

Ø Standar Kompetensi

Menganalisis wilayah dan perwilayahan.

Ø Kompetensi Dasar

Menganalisis pola persebaran spasial, hubungan serta interaksi spasial desa dan kota.

A. DESA

1. Pengertian Desa

a. Menurut Sutardjo Kartohardikusumo

Desa adalah satu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.

b. Menurut Prof. Drs Bintarto

Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di suatu daerah serta memiliki hubungan timbal balik dengan daerah lain.

c. Menurut UU No. 5 th 1979

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan negara kesatuan RI

d. Menurut William Ogburn dan MF Nimkoff

Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas.

2. Ciri-ciri desa, antara lain :

a. Masyarakat sangat erat dengan alam.

b. Kehidupan warga petani sangat bergantung pada musim

c. Merupakan satu kesatuan sosial dan kesatuan kerja

d. Jumlah penduduk dan luas wilayah relatif kecil

e. Struktur ekonomi bersifat agraris

f. Masyarakatnya bersifat gemeinschaft

g. Proses sosial relatif lambat

h. Sosial kontrol ditentukan oleh hukum informal

3. Unsur-unsur desa, antara lain :

a. Daerah

b.Penduduk

c. Tata kehidupan

4. Klasifikasi desa

a. Berdasarkan angka kepadatan penduduk

1. Desa terkecil <>

2. Desa kecil 100-500 / km2

3. Desa sedang 500-1500 / km2

4. Desa besar 1500-3000 / km2

5. Desa terbesar 3000-4500 / km2

b. Berdasarkan faktor luas

1. Desa terkecil 0-2 km2

2. Desa kecil 2-4 km2

3. Desa sedang 4-6 km2

4. Desa besar 6-8 km2

5. Desa terbesar 8-10 km2

c. Berdasarkan jumlah penduduk desa

1. Desa terkecil Penduduk <>

2. Desa kecil Penduduk 800-1600 orang

3. Desa sedang Penduduk 1600-2400 orang

4. Desa besar Penduduk 2400-3200 orang

5. Desa terbesar Penduduk > 3200 orang

d. Berdasarkan perkembangan masyarakat

1. Desa tradisional

2. Desa swadaya

3. Desa swakarya

4. Desa swasembada

5. Desa pancasila

e. Berdasarkan aktivitas masyarakat

1. Desa agraris

2. Desa industri

3. Desa nelayan

f. Berdasarkan ikatannya

1. Desa geneologis

2. Desa territorial

3. Desa campuran

5. Potensi Desa

a. Potensi fisik : tanah, air, iklim, ternak, manusia

b. Potensi Non Fisik :

1. Masyarakat desa yang gotong royong

2. Lembaga-lembaga sosial

3. Aparatur atau pamong desa yang tertib

6. Struktur keruangan desa / pola desa

a. Dilihat dari tingkat penyebaran penduduknya (SD Misra)

1. Compact Settlements (pemukiman yang mengelompok) karena :

· Tanah yang subur

· Relief rata

· Keamanan belum dapat dipastikan

· Permukaan air tanah dalam

2. Fragmented Settlements (pemukiman yang tersebar) karena :

· Daerah banjir

· Topografi kasar

· Keamanan terjamin

· Permukaan air tanah dangkal

b. Dilihat dari bentuknya (Menurut Daldjoeni)

1. Pola desa linier atau memanjang jalan / sungai

2. Pola desa mengikuti garis pantai

3. Pola desa terpusat

4. Pola desa mengelilingi fasilitas

c. Menurut Bintarto

1. Memanjang jalan

2. Memanjang sungai

3. Radial

4. Tersebar

5. Memanjang pantai

6. Memanjang pantai dan jalan kereta api

d. Dilihat dari pesebarannya

1. Nucleated Agricultural Village Community / menggerombol

2. Line Village Community / memanjang

3. Open Country or Trade Center Community / tersebar

B. KOTA

1. Pengertian kota

a. Menurut Max Weber, kota adalah tempat yang penghuninya sebagian besar telah mampu memenuhi kebutuhannya lewat pasar setempat yang barang-barangnya berasal dari pedesaan.

b. Menurut Bintarto, kota adalah sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistik dibanding dengan daerah belakangnya.

2. Karakteristik kota

a. Ciri fisik ditandai adanya :

1. Tempat-tempat untuk pasar

2. Tempat-tempat untuk parkir

3. Tempat-tempat rekreasi dan olahraga

b. Ciri sosial

1. Pembagian kerja tegas

2. Masyarakatnya heterogen

3. Individualisme

4. Materialisme dan konsumerisme

5. Adanya toleransi sosial

6. Kontrol sosial

7. Segregasi keruangan

3. Potensi kota

a. Potensi sosial

b. Potensi fisik

c. Potensi ekonomi

d. Potensi politik

e. Potensi budaya

4. Pola keruangan kota

Ada tiga teori pola keruangan kota :

1. Teori konsentris oleh Ernest W. Burgess

2. Teori sektoral oleh Homer Hoyt

3. Teori Inti Ganda oleh Harris Ullman

5. Klasifikasi kota

a. Berdasarkan fungsinya

1. Kota sebagai pusat industri

2. Kota sebagai pusat perdagangan

3. Kota sebagai pusat pemerintahan

4. Kota sebagai pusat kebudayaan

5. Kota sebagai pusat pendidikan

6. Kota sebagai pusat kesehatan

b. Berdasarkan jumlah penduduk

1. Kota kecil penduduknya 20000-50000 jiwa

2. Kota sedang penduduknya 50000-100000 jiwa

3. Kota besar penduduknya 100000-1000000 jiwa

4. Metropolitan penduduknya 1000000-5000000 jiwa

5. Megapolitan penduduknya > 5000000 jiwa

6. Tahap perkembangan kota

a. Menurut Lewis Mumford, tingkat perkembangan kota ada 6 tahap :

1. Tahap eopolis : Tahapan perkembangan desa yang sudah teratur menuju arah kehidupan kota

2. Tahap polis : Suatu kota yang sebagian penduduknya masih agraris

3. Tahap metropolis : Kota yang kehidupannya sudah mengarah industri

4. Tahap megapolis : Wilayah perkotaan yang terdiri dari beberapa dari beberapa kota metropolis

5. Tahap tryanopolis : Suatu kota yang ditandai dengan adanya kekacauan , kemacetan lalu lintas , tingkat kriminalitas

6. Tahap nekropolis : Suatu kota yang mulai ditinggalkan penduduknya / kota mati

b. Menurut teknologi dan peradaban ada 3 fase perkembangan kota :

1 . Fase Mezo Teknik : Perkembangan kota yang menyandarkan eksploitasi manusia atas sumber daya angin dan air .

2 . Fase Paleo Teknik : Perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan uap air dan mesin – mesinnya dikonstruksi dari besi dan baja

3 . Fase Neo Teknik : Perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan bensin dan uap air

c . Menurut Griffith Taylor , tingkat perkembangan kota ada 4 tahap :

1 . Tahap infantile

Pada tahap ini ditandai dengan tidak adanya tempat pemisah antara pusat perekonomian dengan tempat peumahan sehingga biasanya dijadikan satu antara toko dan perumahan.

2. Tahap Juvenile

Pada tahap ini ditandai dengan munculnya rumah-rumah baru diantara rumah-rumah lama atau tua dan mulai nampak terpisahnya antara toko atau perusahaan atau perumahan.

3. Tahap Mature

Pada tahap ini ditandai adanya pengaturan tempat ekonomi dan perumahan atau sudah adanya perencanaan tata kota yang baik

4. Tahap sinile

Pada tahap ini kota kembali menjadi rumit karena adanya pengembangan-pengembangan kota yang lebih luas lagi sehingga terjadi pembongkaran dan penggusuran perumahan maupun untuk dipindahkan keluar kota.

C . INTERAKSI DESA KOTA

1. Faktor yang mempengaruhi interaksi desa kota menurut Edward Ulman :

a. Adanya wilayah yang saling melengkapi

b. Adanya kesempatan untuk saling berintervensi

c. Adanya kemudahan perpindahan dalam ruang

2. Zona – zona interaksi :

a. City : inti kota

b. Sub urban / faubourg : suatu daerah yang lokasinya dekat pusat kota

c. Sub urban fringe : daerah peralihan antara desa kota

d. Urban fringe : semua daerah perbatasan luar kota namun mempunyai keadaan yang mirip dengan kota

e. Rural urban fringe : jalur daerah yang terletak antara dearah kota dengan desa

f. Rural : suatu daerah yang jauh dari kota

3. Menghitung kekuatan interaksi

a . Teori gravitasi oleh W.J Reilly yang mengadopsi teori Issac Newton

Bahwa kekuatan interaksi antar wilayah dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan jarak

Rumus : I.ab = k Pa Pb

(dab)2

b. Teori Titik Henti

Bahwa jarak titik henti dari pusat perdagangan yang lebih kecil ukurannya berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat perdagangan tsbdan berbanding terbalik dgn satu ditambah akar kwadrat jumlah penduduk dari wilayah yang penduduknya lebih besar dibagi dgn jumlah penduduk pada wilayah yang jumlah penduduknya lebih kecil.

Rumus Dab = dab

1+Vpa/pb

c. Teori koneksitas KJ Kansky

Bahwa kekuatan interaksi antar kota dalam suatu wilayah ditentukan oleh jaringan jalan

Rumus B = C

V

BAB 2 KONSEP WILAYAH DAN PERWILAYAHAN

Ø Standar Kompetensi

Menganalisis wilayah dan perwilayahan

Ø Kompetensi dasar

Menganalisis kaitan antar konsep wilayah dan perwilayahan dengan perencanaan pembangunan wilayah

A . Pengertian

Wilayah adalah bagian daerah tertentu di permukaan bumi yang mempunyai sifat khas sebagai akibat dari adanya hubungan khusus antara kompleks lahan , air udara flora .fauna dan manusia .

Perwilayahan adalah usaha untuk membagi permukaan bumi tertentu dan tujuan tertentu pula .

B . Identifikasi perbedaan wilayah formal dan fungsional

Wilayah formal adalah wilayah yang mempunyai kenampakan yang sama

Wilayah fungsional adalah wilayah yang memiliki keaneka ragaman

C . Identifikasi pusat pertumbuhan

1 . Pengertian

Pusat pertumbuhan adalah kawasan yang mempunyai pertumbuhan sangat pesat di segala bidang yang dapat mempengaruhi kawasan sekelilingnya.

2. Teori pusat pertumbuhan

a. Teori tempat sentral oleh W. Christaller

bahwa suatu lokasi pusat aktivitas yang senantiasa melayani berbagai kebutuhan penduduk harus terletak pada suatu tempat yang sentral.

b. Teori kutub pertumbuhan oleh Perroux

bahwa kutub pertumbuhan merupakan fokus dalam wilayah ekonomi yang abstrak yang memancarkan kekuatan sentrifugal dan sentripetal yang menarik

c. Teori polarisasi oleh Gurnal Myrdal

Bahwa setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan memiliki daya tarik terhadap tenaga buruh dan daerah pinggiran

D. Faktor yang mempengaruhi pusat pertumbuhan

1. Faktor alam : iklim, tanah, air,mineral

2. Faktor budaya : iptek, industri, sarana transportasi

3. Faktor sosial : pendidikan, kesehatan

E. Pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia

Wilayah I : Aceh dan Sumatera Utara, berpusat di Medan

Wilayah II : Sumatera Barat dan Kepulauan Riau, berpusat di Pekanbaru

Wilayah III : Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Bangka Belitung, berpusat di Palembang

Wilayah IV : Jakarta, Banten, Jawa Barat dan DIY, berpusat di Jakarta

Wilayah V : Kalimantan Barat, berpusat di Pontianak

Wilayah VI : Jawa Timur dan Bali berpusat di Surabaya

Wilayah VII : Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, berpusat di Balikpapan dan Samarinda

Wilayah VIII : Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, berpusat di Makassar

Wilayah IX : Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Gorontalo, berpusat di Manado

Wilayah X : Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua bagian barat, berpusat di Sorong

Wilayah tersebut dibagi menjadi :

1. Wilayah pembangunan utama A : wilayah I dan II berpusat di Medan

2. Wilayah pembangunan utama B : wilayah III, IV dan V berpusat di Jakarta

3. Wilayah pembangunan utama C : wilayah VI dan VII berpusat di Surabaya

4. Wilayah pembangunan utama D : wilayah VII, VIII, IX dan X berpusat di Makassar

BAB 3 : NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

Ø Standar Kompetensi :

Menganalisis wilayah dan perwilayahan

Ø Kompetensi Dasar :

Menganalisis wilayah/perwilayahan negara maju dan berkembang

Guna mengetahui sebuah negara termasuk dalam negara maju atau berkembang dapat dilakukan dengan dua metode

a. Metode bersifat deskriptif

Metode bersifat deskriptif merupakan upaya untuk mempelajari gejala-gejala perekonomian yang terjadi di masyarakat yang berhubungan dengan besarnya pendapatan.

b. Metode bersifat kuantitatif

Metode bersifat kuantitatif merupakan upaya untuk mempelajari gejala-gejala ekonomi di masyarakat yang berhubungan dengan data-data statistik.

A. Ciri negara berkembang dan negara maju

1. Ciri-ciri negara berkembang

Menurut Prof. Harvey Leibenstein

a. Sebagian besar penduduknya beraktivitas dalam bidang pertanian

b. Adanya pengangguran tersembunyi dan kurangnya kesempatan kerja di luar bidang pertanian

c. Modal per orang kecil

d. Pendapatan per orang rendah

e. Tingkat kebutuhan rendah

f. Tabungan sedikit

g. Sebagian besar pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan dan kebutuhan primer lainnya

h. Adanya ekspor barang produksi primer

i. Volume perniagaan per kapita sangat rendah

j. Fasilitas kredit dan marketing kurang baik

k. Fasilitas perumahan baik

Menurut Meier dan Baldwin

a. Merupakan negara produsen barang-barang primer

b. Kekurangan modal

c. Penduduknya miskin dan melarat

d. Menghadapi masalah tekanan penduduk

e. Mempunyai sumber-sumber alamiah yang belum dieksploitasi

Menurut General of United Nation Spacial for Economic Development

a. Penduduknya miskin, banyak pengemis di kota dan penduduk desa hidup pada tingkat subsistem

b. Rumah-rumah sakit dan lembaga-lembaga perguruan tinggi masih jarang

c. Sebagian besar penduduknya masih buta huruf

d. Sistem perbankan yang kurang baik, pinjaman yang kecil berasal dari orang-orang yang mempunyai uang biasanya bersifat ijon

e. Kegiatan-kegiatan ekspor terutama berupa bahan-bahan dasar, bijih besi dan kadang-kadang mewah

2. Ciri-ciri negara maju

a. Pendapatan per kapita tinggi

b. Angka pertumbuhan penduduk kecil

c. Angka kematian kecil

d. Memiliki kualitas sumber daya manusia tinggi, sehingga kesejahteraan masyarakat tinggi

e. Kemajuan teknologi dan pembangunan ekonomi yang bergerak cepat

f. Sumber daya alam sudah diolah secara efektif

B. Indikator keberhasilan dengan tepat negara maju menurut UNSRID Tahun 1997

Indikator untuk mengetahui perkembangan suatu negara adalah pendapatan rasional, pendapatan per kapita, indeks pembangunan manusia dan pemenuhan kebutuhan pokok.

1. Pendapatan nasional

2. Pendapatan per kapita

3. Indeks mutu hidup

4. Indeks pembangunan manusia

5. Pemenuhan kebutuhan pokok

  1. Pendapatan Nasional (Gross National Product / GNP)

Pendapatan nasional dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pendapatan nasional merupakan nilai produksi barang-barang dan jasa yang dihasilkan dalam sistem perekonomian selama satu tahun.

Indikator untuk mengetahui perkembangan pembangunan suatu negara dengan menghitung pendapatan nasional dengan cara berikut ini :

a. Pengeluaran / GNP

b. Produksi / GDP

c. Pendapatan / NI

2. Pendapatan per kapita : pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk

3. Indeks mutu hidup

Ditentukan berdasarkan 3 faktor yaitu : angka kematian bayi, angka harapan hidup dan tingkat melek huruf

4. Indeks pembangunan manusia

Indeks pembangunan manusia adalah ukuran standar PBB yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia antara lian umur, pendidikan, kesehatan dan standar hidup

Pemenuhan kebutuhan pokok

Kebutuhan pokok meliputi nutrisi, pendidikan dasar, kesehatan, sanitasi, suplai air dan perumahan yang cukup

C. Tahapan-tahapan perkembangan negara menurut W.W Rostow

1. Tahap Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)

Ciri-cirinya adalah :

a. Pada umumnya masyarakatnya belum produktif

b. Produktivitas dalam perekonomian masih rendah

c. Sistem kerja bersifat turun-temurun

d. Sistemperekonomian belum berorientasi pada pasar

e. Mata pencaharian di sektor pertanian

2. Tahap Prakondisi Lepas Landas (The Precondition for Take Off)

Ciri-cirinya adalah :

a. Masyarakatnya sedang menuju pada perubahan di segala bidang baik ekonomi, sosial maupun politik

b. Masyarakatnya makin mengenal teknologi yang lebih produktif

c. Masyarakat mulai mengenal lembaga keuangan sebagai tempat menabung

d. Kegiatan perekonomian bergerak lebih maju

3. Tahap Lepas Landas (Take Off)

Ciri-cirinya adalah :

a. Usaha produksi yang dilakukan terus berkembang

b. Pertumbuhan ekonomi makin mantap

c. Kegiatan industri lebih dominan di dalam pertumbuhan ekonomi

d. Pendapatan per kapita terus meningkat

4. Tahap Gerak Menuju Kematangan (The Drive for Maturerity)

Ciri-cirinya adalah :

a. Pertumbuhan ekonomi berlangsung terus-menerus

b. Penggunaan teknologi makin tinggi

c. Struktur ekonomi makin mantap

d. Industri modern makin banyak tumbuh dan berkembang

5. Tahap Konsumsi Masa Tinggi (The Age of High Mass Consumption)

Ciri dalam tahap ini antara lain daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok sudah sangat tinggi

D. Contoh negara berkembang dan negara maju

1. Contoh negara berkembang

    1. Cina 4. Brasil
    2. Saudi Arabia 5. Afrika Selatan
    3. India

2. Contoh negara maju

a. Amerika Serikat

b. Jepang

c. Negara-negara di Eropa Barat

d. Australia


Sumber: http://adibrifai.wordpress.com/materi-xii/

Iklim

Dari Belajar Geografi

Langsung ke: navigasi, cari

Iklim adalah rata - rata dari pergantian atau keadaan Cuaca dalam wilayah yang luas dan jangka waktu yang lama (perhitungan jangka waktu ± 30 tahun). Terjadinya iklim yang bermacam-macam di muka bumi, disebabkan oleh rotasi dan revolusi bumi berdasar letak lintang dan ketinggian suatu tempat (Keadaan ini menyebabkan suhu udara di wilayah lintang rendah atau wilayah khatulistiwa lebih panas dibanding wilayah lintang tinggi atau wilayah kutub).


Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Iklim matahari

Klasifikasi iklim matahari, didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Tempat-tempat yang lintangnya tinggi lebih sedikit daripada tempat-tempat yang lintangnya rendah. Berdasarkan iklim matahari, bumi dibagi menjadi empat daerah iklim, yaitu sebagai berikut:

  1. Daerah iklim tropis (panas) : 0° – 23,5° Lintang Utara (LU) / Lintang Selatan (LS)
  2. Daerah iklim sub tropis : 23,5° – 40° LU/LS
  3. Daerah iklim sedang : 40° – 66,5° LU/LS
  4. Daerah iklim dingin : 66,5° – 90° LU/LS

[sunting] Iklim Koppen

Pengelompokan iklim Koppen berdasarkan indikator vegetasi. Artinya, vegetasi merupakan tanda atau indikator dari kondisi iklimnya. Koppen membagi iklim dunia menjadi iklim A, B, C, D, dan E.

[sunting] Iklim Tipe A (Iklim Tropis)

Iklim hujan tropis dengan suhu udara pada bulan - bulan terdinginnya mencapai lebih dari 18° C (64,4° Fahrenheit). Indikator vegetasinya adalah adanya tumbuhan yang peka terhadap suhu tinggi (megatherma) seperti berbagai jenis palma (kelapa, nipah dan lain-lain). Subregion dari iklim A adalah iklim Af, Aw, Am, Aw', Aw", As. Ketiga iklim pertama yaitu Af, Am, dan Aw lebih sering muncul, sehingga dalam pembahasan diarahkan pada ketiga subregion iklim tersebut.

  1. Iklim Af
    tipe iklim tropik basah (Tropical wet climate) dengan endapan hujan pada bulan - bulan terkering sekurang-kurangnya 60 milimeter (2,4 inchi).
  2. Tipe iklim Aw
    tipe iklim basah tropik (tropical wet and dry climate). Ciri tipe iklim ini adalah memiliki curah hujan di bawah 60 milimeter sekurang-kurangnya satu bulan.
  3. Tipe iklim Am
    tipe iklim basah tropis dengan musim kering yang singkat (tropical wet with short dry climate). Ciri tipe iklim ini adalah memiliki kesamaan dengan Af dalam jumlah endapan hujannya tetapi penyebaran musimnya menyerupai Aw. Endapan hujan pada tipe iklim Am di bawah 60 mm dalam bulan - bulan terkering.

[sunting] Iklim Tipe B (Iklim Kering)

Ciri Iklim tipe B adalah penguapan tinggi dengan curah hujan rendah (rata-rata 25,5 mm/tahun) sehingga sepanjang tahun penguapan lebih besar daripada curah hujan. Tidak terdapat surplus air. Di wilayah beriklim tipe B tidak terdapat sungai yang permanen. Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi,

  1. Tipe Iklim Bs (iklim stepa)
  2. Tipe Iklim Bw (iklim gurun)

[sunting] Iklim Tipe C (Iklim Sedang Hangat)

Iklim tipe C mengalami empat musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. Suhu udara rata-rata bulan terdingin adalah (–3)°C – (–8)°C. Terdapat paling sedikit satu bulan yang bersuhu udara rata-rata 10° C. Iklim tipe C dibedakan menjadi tiga,

  1. Tipe Iklikm Cw
    Iklim sedang basah (humid mesothermal) dengan musim dingin yang kering.
  2. Tipe Iklim Cs
    Iklim sedang basah dengan musim panas yang kering.
  3. Tipe Iklim Cf
    Iklim sedang basah dengan hujan dalam semua bulan.

[sunting] Iklim Tipe D (Iklim Salju Dingin)

Iklim tipe D merupakan iklim hutan salju dengan suhu udara rata-rata bulan terdingin < –3° C dan suhu udara rata-rata bulan terpanas > 10° C. Iklim tipe D dibedakan menjadi dua:

  1. Tipe Iklim Df
    Iklim hutan salju dingin dengan semua bulan lembab.
  2. Tipe Iklim Dw
    Iklim hutan salju dingin dengan musim dingin yang kering.

[sunting] Iklim Tipe E (Iklim Kutub)

Wilayah beriklim tipe E mempunyai ciri tidak mengenal musim panas, terdapat salju abadi dan padang lumut. Suhu udara tidak pernah melebihi 10° C. Wilayah beriklim tipe E dibedakan atas,

  1. Tipe Iklim Et (iklim tundra)
  2. Tipe Iklim Ef (iklim kutub dengan salju abadi).

Iklim tipe E terdapat di daerah Arktik dan Antartika.


Berdasarkan klasifikasi Koppen, sebagian besar wilayah Indonesia beriklim A, di daerah pegunungan beriklim C, dan di Puncak Jaya Wijaya beriklim E. Tipe iklim A dibagi menjadi tiga sub tipe yang ditandai dengan huruf kecil yaitu f, w dan m sehingga terbentuk tipe iklim Af, Aw, dan Am.


Pembagian iklim Koppen secara rinci, adalah sebagai berikut,

  • Af = iklim hujan tropic
  • Aw = Iklim savana tropic
  • BS = iklim stepa
  • BW = iklim gurun
  • Cf = iklim hujan sedang, panas tanpa musim kering
  • Cw = iklim hujan sedang, panas dengan musim dingin kering
  • Cs = iklim hutan sedang, panas dengan musim panas yang kering
  • Df = iklim hutan salju tanpa musim kering
  • Dw = iklim hutan salju dengan musim dingin yang kering
  • Et = iklim tundra
  • Ef = iklim salju


[sunting] Iklim Schmidt – Fergusson

Cara perhitungan pembagian iklim menurut Schmidt-Ferguson berdasarkan perhitungan jumlah bulan-bulan terkering dan bulan-bulan basah setiap tahun, kemudian dirata-ratakan. Untuk menentukan bulan basah dan bulan kering menggunakan metode Mohr. Menurut Mohr, suatu bulan dikatakan:

  1. Bulan kering
    bulan-bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm;
  2. Bulan basah
    Bulan-bulan yang curah hujannya lebih dari 100 mm;
  3. Bulan lembab
    Bulan-bulan yang curah hujannya antara 60 - 100 mm;

Berdasarkan klasifikasi tersebut, ditentukanlah jumlah bulan kering dan bulan basah selama kurun waktu tertentu (Schmidt-Ferguson menggunakan data iklim selama 10 tahun atau lebih). Hasil pembagian antara jumlah bulan kering (fd) dengan jumlah tahun data (T) menghasilkan rata-rata bulan kering (Md) dan hasil pembagian antara jumlah bulan basah (fw) dengan jumlah tahun data (T) menghasilkan rata-rata bulan basah (Mw). Hasil bagi antara rata-rata bulan kering dengan rata-rata bulan basah dikalikan dengan 100 persen menghasilkan nilai Q. Nilai Q inilah yang menentukan tipe iklimnya, apakah termasuk tipe iklim A, B, C, D, E, F, G, atau H. Dari hasil analisisnya, Schmidt-Ferguson membagi tipe iklim menjadi delapan tipe iklim dengan lambang huruf dari A sampai dengan H. Pembagian tersebut menggunakan batas tipe iklim dari hasil perhitungan Q. Nilai Q dan tipe iklimnya adalah seperti pada tabel,

Nilai Q (%) Tipe Iklim
0 <> Tipe iklim A
14,3 <> Tipe iklim B
33 <> Tipe iklim C
60 <> Tipe iklim D
100 <> Tipe iklim E
167 <> Tipe iklim F
300 <> Tipe iklim G
700 <> Tipe iklim H


[sunting] Iklim Oldeman

Penentuan iklim menurut Oldeman menggunakan dasar yang sama dengan penentuan iklim menurut Schmidt-Ferguson, yaitu unsur curah hujan. Bulan basah dan bulan kering dikaitkan dengan kegiatan pertanian di daerah tertentu sehingga penggolongan iklimnya disebut juga zona agroklimat. Misal, jumlah curah hujan sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk membudidayakan padi sawah. Sedang untuk membudidayakan palawija, jumlah curah hujan minimal yang diperlukan adalah 100 mm tiap bulan. Selain itu, musim hujan selama 5 bulan dianggap cukup untuk membudidayakan padi sawah selama satu musim. Dalam metode ini, dasar penentuan bulan basah, bulan lembab, dan bulan kering,

  1. Bulan basah, apabila curah hujannya > 200 mm.
  2. Bulan lembab, apabila curah hujannya 100–200 mm.
  3. Bulan kering, apabila curah hujannya <>

Berdasarkan bulan basah, Oldeman menentukan lima klasifikasi iklim atau daerah agroklimat utama seperti pada tabel,

Tipe Iklim Kriteria
A > 9 bulan basah berurutan
B1 7 – 9 bulan basah berurutan dan satu bulan kering
B2 7 – 9 bulan basah berurutan dan 2 - 4 bulan kering
C1 5 – 6 bulan basah berurutan dan satu bulan kering
C2 5 – 6 bulan basah berurutan dan 2 - 4 bulan kering
C3 5 – 6 bulan basah berurutan dan 5 - 6 bulan kering
D1 3 – 4 bulan basah berurutan dan satu bulan kering
D2 3 – 4 bulan basah berurutan dan 2 - 4 bulan kering
D3 3 – 4 bulan basah berurutan dan 5 - 6 bulan kering
D4 3 – 4 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan kering
E1 <>
E2 <>
E3 <>
E4 <>

[sunting] Iklim Junghun

F. Junghuhn mengklasifikasikan iklim berdasarkan ketinggian tempat secara vertikal dan mengaitkan iklim dengan jenis tanaman yang tumbuh dan berproduksi optimal sesuai suhu di habitatnya. Junghuhn mengklasifikasikan iklim menjadi empat,

  1. Daerah panas atau tropis
    Tinggi tempat : 0 - 600 m di atas permukaan laut.
    Suhu : 26,3 °C – 22 °C.
    Tanaman : padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, coklat.
  2. Daerah sedang
    Tinggi tempat : 600 m - 1500 m di atas permukaan laut.
    Suhu : 22 °C - 17,1 °C.
    Tanaman : padi, tembakau, teh, kopi, coklat, kina, sayur-sayuran.
  3. Daerah sejuk
    Tinggi tempat : 1500 - 2500 m di atas permukaan laut.
    Suhu : 17,1 °C - 11,1 °C.
    Tanaman : kopi, teh, kina, sayur-sayuran.
  4. Daerah dingin
    Tinggi tempat : lebih dari 2500 m di atas permukaan laut.
    Suhu : 11,1 °C - 6,2 °C.
    Tanaman : Tidak ada tanaman budidaya.

Sumber: Wikipedia